Profile Yayasan Nur Ikhsan

Yayasan Nur Ikhsan Kota Langsa didirikan pada tahun 2004, sejak didirikan Yayasan Nur Ikhsan berkomitmen untuk memberikan Pendidikan yang layak untuk Masyarakat Kurang Mampu / Anak-anak Putus Sekolah agar mendapatkan Pendidikan yang layak, hal tersebut coba kami buktikan dangan menghimbau betapa pentingnya Pendidikan bagi Masyarakat dan mengajak untuk bergabung di berbagai kegiatan yang ada di Yayasan Nur Ikhsan, Seperti Paket A, Paket B, Paket C, PKBM, KWD, KWK dan sebagainya yang bertujuan untuk memberikan pendidikan dan keterampilan bagi Masyarakat Kurang Mampu / Anak-anak Putus Sekolah di sekitar Kota Langsa. Dan syukur Alhamdullilah setelah 1 tahun berjalan, masyarakat tersebut pun menyadari bahwa pendidikan memang sangatlah penting, hal itu terbukti dengan banyaknya masyarakat Kurang Mampu dan Anak Putus Sekolah yang menuntut ilmu di Yayasan Nur Ikhsan.
Kini Setelah Kurang Lebih 6 Tahun Berdiri Yayasan Nur Ikhsan Kota Langsa terus berusaha memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat Kota Langsa untuk Menuntut Ilmu dan Keterampilan agar dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat bagi masyarakat kurang mampu dan anak-anak putus sekolah di Kota Langsa, dan oleh sebab itupun kami mencoba membuat, mengembangkan dan memperkenalkan Blog Yayasan Nur Ikhsan agar dapat memberikan dan mendapatkan informasi seputar Pedidikan Luar Sekolah pada umumnya dan seputar Yayasan Nur Ikhsan Khususnya. Kami pun berharap agar apa yang telah Yayasan kami dan Yayasan lain yang telah lebih dahulu membuat Blog milik Yayasan dapat diikuti oleh Yayasan lainnya, sehingga dapat memudahkan Yayasan tersebut untuk mendapatkan dan berbagi informasi seputar Pendidikan Luar Sekolah dan kegiatan lain yang dapat bermannfaat bagi masing-masing Yayasan. Insyaallah...

Kamis, 01 Juli 2010

The Power of Dreaming

Mimpi adalah aksi dari imajinasi murni, membuktikan dalam semua orang kekuatan kreatifnya, yang jika dibangun, akan membuat setiap orang seperti Dante atau Shakespeare. ~ H.F. Pagar

Warga belajar program paket kesetaraan perlu dipacu terus untuk belajar memiliki mimpi. Dengan memiliki mimpi dapat membangingkat semangat belajar dan menggapai cita-citanya, meskipun berasal dari lulusan non formal.

Apa yagn dimaksud mimpi di sini adalah kemampuan pribadi yang menyala-nyala untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Tidak sedikit anak remaja yang kurang memiliki mimpi. Bisa juga dikatakan visi, sebuah pandangna masa depan yang perlu diwujudkan dari sekarang.

Parahnay anak-anak sekarang kurang cukup tersedia orang-orang atau guru yang msiap emberi motivasi terus menerus, yang ada justru kritikan dan makian. Ini dapat menambah ketegangan dan sentiment antar golongan masyarakat.

Berkembangnya social networking seperti twitter, facebook dan lain-lain memang sangat menunjang untuk bisa mengapresiasikan kegundahan dan segala macam tetek benget jiwa yang mengganjal. Namun di sisi lain, dampak negatifnya perlu diwaspadai.

Mengapa visi dan misi perlu terus menerus disampaikan kepada warga belajar, setidaknya ada beberapa alasan berikut:

1. Warga kesetaraan dari Paket B dan Paket C biasanya bermasalah di sekolah formal. Rasa frustasi yang ditimbulkan di sekolah formal tidak terasa ikut dalam kebiasaan sehari-hari seperti kurang semangat belajar, cuek dalam belajar dan tidak perhatian dalam mengikuti pelajaran.
2. Di antara alasan para warga belajar yang ikut program kesetaraan hanya untuk mendapatkan hak eligible atau hak setara dalam mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini kurang dapat memberi porsi untuk ilmu pengetahuan.
3. Sesi belajar yang sangat terbatas di setiap tindakan kelas merupakan masalah tersendiri. Setiap minggu 3 hari dengan jam belajar efektif 3 jam. Ini berarti hanya 9 jam belajar dalam satu minggu. Padahal mata pelajaran yang diujian ada enam subject. Masalah ini sulit mendapat penguasaan belajar dengan baik.
4. Merasa kurang dihargai. Tidak sedikit warga belajar yang ikut program kesetaraan kurang menadpat perhatian dari keluarga dan mayrakat. Sebab ketika ditanya sekolahnya, ia malu mengatakan dari paket b dan paket c.

Dari masalah-masalah tersebut, paling tidak warga belajar program kesetaraan dihawatirkan kurang bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat pada umumnya. Apalagi jumlah lulusan terus bertambah sementara pengangguran terbuka bertambah angka.

Keterampilan sebagai Penunjang Mimpi

Titik masalah inilah yang perlu dijawab oleh semua pihak termasuk di pendidikan kesetaraan. Solusi yang mendesak adalah pentingnya keterampilan yang harus dimiliki oleh warga belajar. Dengan memiliki keterampilan paling tidak WB (warge belajar) bisa membuat percaya diri dan pada akhirnya menjawab mimpinya.

Mengapa mimpi, ia merupakan sebuah keinginan yang diciptakan dalam diri dan berusaha terus diingatnya dan dikonsentrasikan akan apa yang ada dalam benaknya itu tercapai.

Orang ada di dalam jiwanya api sperti itu, maka ia akan berjalan tidak ke samping atau ke belakang, tetapi lurus dan tetap konsekwen dalam jalur cita-citanya.

Penulis memiliki teman seorang yang sejak kecil ia terus-menerus mengucapkan kalimat saya ingin punya percetakan besar. Hampir setiap bertemu ia terus berbicara seperti itu, sekarang tidak kurang dari 10 tahun ia berkata dan bertemu saya, sudah memiliki perusahaan percetakan yang cukup besar omzet perbulannya. Salah satu partnernya adalah ia mencetak buku-buku kampus yang diedarkan seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar