Profile Yayasan Nur Ikhsan

Yayasan Nur Ikhsan Kota Langsa didirikan pada tahun 2004, sejak didirikan Yayasan Nur Ikhsan berkomitmen untuk memberikan Pendidikan yang layak untuk Masyarakat Kurang Mampu / Anak-anak Putus Sekolah agar mendapatkan Pendidikan yang layak, hal tersebut coba kami buktikan dangan menghimbau betapa pentingnya Pendidikan bagi Masyarakat dan mengajak untuk bergabung di berbagai kegiatan yang ada di Yayasan Nur Ikhsan, Seperti Paket A, Paket B, Paket C, PKBM, KWD, KWK dan sebagainya yang bertujuan untuk memberikan pendidikan dan keterampilan bagi Masyarakat Kurang Mampu / Anak-anak Putus Sekolah di sekitar Kota Langsa. Dan syukur Alhamdullilah setelah 1 tahun berjalan, masyarakat tersebut pun menyadari bahwa pendidikan memang sangatlah penting, hal itu terbukti dengan banyaknya masyarakat Kurang Mampu dan Anak Putus Sekolah yang menuntut ilmu di Yayasan Nur Ikhsan.
Kini Setelah Kurang Lebih 6 Tahun Berdiri Yayasan Nur Ikhsan Kota Langsa terus berusaha memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat Kota Langsa untuk Menuntut Ilmu dan Keterampilan agar dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat bagi masyarakat kurang mampu dan anak-anak putus sekolah di Kota Langsa, dan oleh sebab itupun kami mencoba membuat, mengembangkan dan memperkenalkan Blog Yayasan Nur Ikhsan agar dapat memberikan dan mendapatkan informasi seputar Pedidikan Luar Sekolah pada umumnya dan seputar Yayasan Nur Ikhsan Khususnya. Kami pun berharap agar apa yang telah Yayasan kami dan Yayasan lain yang telah lebih dahulu membuat Blog milik Yayasan dapat diikuti oleh Yayasan lainnya, sehingga dapat memudahkan Yayasan tersebut untuk mendapatkan dan berbagi informasi seputar Pendidikan Luar Sekolah dan kegiatan lain yang dapat bermannfaat bagi masing-masing Yayasan. Insyaallah...

Senin, 05 Juli 2010

Banyak Napi Ingin Sekolah

Tingginya minat sekolah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin (Lapassuka), membuat Lapassuka kembali menggelar program Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sebelumnya, program yang dimulai 2002 ini sempat terhenti dan terakhir meluluskan siswanya tahun 2006. “Lulusan terakhir program KBM pada 2006 lalu. Sekarang dimulai kembali yang diikuti angkatan 2007 yang mengikuti ujian 2010 ini,” kata ketua program KBM Lapassuka, Suparman, di sela pelaksanaan Ujian Paket C di Lapassuka, Jalan AH Nasution.

Tahun ini, Ujian Paket C di Lapassuka diikuti 19 napi, yang semuanya warga binaan Lapassuka. Ujian Paket C di Lapassuka digelar Selasa (22/6) hingga Jumat (25/6) mulai pukul 13.00. Mata pelajaran pertama program IPS dan IPA adalah PPKn dan Bahasa Inggris. Hari kedua, Sosiolgi dan Geografi (program IPS) dan Biologi dan Kimia (IPA). Kamis (24/6), Bahasa Indonesia dan Ekonomi (IPS) dan Bahasa Indonesia dan Fisika (Program IPA). Jumat (25/6) Matematika.

Suparman mengatakan, narapidana harus memiliki ijazah terakhir untuk bisa mengikuti program KBM. Namun ijazah ini menjadi kendala karena masih banyak napi yang tidak bisa menyediakannya. "Minat para napi meneruskan sekolah sangat besar. Banyak yang ingin ikut tapi banyak yang tidak bisa menyediakan ijazah," ungkapnya.

Karena terkendala ijazah itulah, maka banyak napi yang tidak bisa program KBM. Alasannya, ada napi yang mengaku ijazahnya hilang, dan ini harus ada keterangan dari polisi. Lalu, banyak juga yang kurang mendapat perhatian keluarga terkait penyediaan ijazah ini. Padahal pihaknya, tidak terbuka jika napi ingin melanjutkan sekolah. "Sebenarnya kita sudah coba hubungi keluarga, tapi ijazahnya tidak ada," tuturnya.

Selain itu, program KBM Lapassuka sendiri hanya mampu menampung maksimal 20 peserta. Program KBM, terangnya, jenjang pendidikan SMP/SMA yang ada di Lapassuka. Pesertanya harus mampu menyelesaikan sekolah dalam waktu 3 tahun. Pengajar diambil dari petugas Lapassuka.

Mata pelajaran yang diajarkan sama dengan sekolah umumnya, plus keterampilan. Waktu belajarnya tiap Senin, Selasa, Kamis. “Lewat program ini, peserta juga diajarkan keterampilan. Misalnya belajar teknik percetakan dan membuat laying-layang,” ujarnya. Pelaksanaan ujian Paket C dilakukan di Ruang 81 Lapassuka. Ruang tersebut diawasi 4 pengawas, 2 dari lapas dan 2 dari Disdik Jabar termasuk penilik. "Diharapkan peserta ujian ini lulus semua," harap Suparman.

Kepala Bidang Pendidikan Formal dan Informal Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Kamarul Bachri mengatakan, pelaksanaan ujian Paket C di Jabar secara umum lancar dan aman. "Begitu juga di Bandung, yang jumlah total pesertanya mencapai 1.784 peserta," papar Kamarul, ketika meninjau pelaksanaan ujian Paket C di Lapassuka.(men/aj/jpnn)

Artikel Ini Di Kutip Dari Harian Jawa Pos Edisi 23 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar